Penyebutan Istilah Pengobat Tradisional pada Beberapa Daerah di Indonesia
Kemajuan dan kecanggihan pengobatan
sudah semakin dirasakan masyarakat di hampir seluruh pelosok daerah Indonesia. Ditambah
ketersediaan asuransi kesehatan yang sangat membantu masyarakat kalangan bawah
dan mulai meratanya fasilitas kesehatan dengan kualitas yang baik. Hal ini
membuat daya tarik masyarakat untuk berobat ke fasilitas medis modern semakin
tinggi. Semua hal ini sudah mulai dirasakan dan digunakan oleh masyarakat
Indonesia ketika mengalami sakit. Namun, walaupun kemajuan dan kecanggihan
pengobatan sudah mulai merata di Indonesia, tetap saja ada beberapa masyarakat
yang masih memiliki kepercayaan yang tinggi terhadap seorang pengobat
tradisional (battra).
Berbagai faktor
mempengaruhi pilihan masyarakat untuk tetap berobat kepada pengobat tradisional
ketika sakit. Namun, perlu diakui eksistensi pengobat tradisional masih cukup
tinggi di Indonesia dan penyebutan kepada pengobat tradisional di beberapa
daerah memiliki nama atau istilah yang berbeda-beda. Berikut nama atau istilah
pengobat tradisional pada beberapa daerah di Indonesia.
1.
Dukun
Secara umum,
masyarakat Indonesia sudah sangat mengenal istilah dukun sebagai pengobat
tradisional. Istilah dukun biasa dikenal di sekitaran daerah Jawa. Ada beberapa
jenis dukun, yaitu dukun beranak (dukun yang bertugas membantu perempuan
melahirkan), dukun jampi (dukun yang menyembuhkan penyakit dengan menggunakan
tumbuhan dan berbagai ramuan alami), dukun japa (dukun yang mengobati dengan
menggunakan mantra), dukun klenik (dukun yang memberi guna-guna atau kekuatan
gaib), dukun santet (dukun yang memiliki kekuatan sihir terhadap manusia),
dukun siwer (dukun yang mencegah kesialan yang diakibatkan peristiwa alam), dukun
tiban (dukun yang memiliki kemampuan mengobati karena adanya kekuatan gaib yang
masuk ke dalam tubuh dukun), dan masih banyak lagi.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCoTr-PaeCq7Q7D2boiimGyzjhOe0jG33lRWtGTWGovPUmnmvnBFm9kwX_r-yCuJdi5_slJ9RMxvPDFvfHBV-2rCIs2yPEtPMo3np2FjiDmeoa2H9r2iBDoyVL1e6x3OjKwHIWcZ3pFyu4/s320/COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Een_dukun_%2528medicijman%2529_bereid_een_drank_TMnr_10006709.jpg)
2.
Balian
Balian
adalah
nama yang diberikan kepada pengobat tradisional di daerah Bali. Di Bali
terdapat tiga jenis balian berdasarkan
cara memperoleh keahliannya, yakni Balian
Kapican (balian yang memperoleh
keahliannya karena memperoleh suatu pica,
sesuatu yang bertuah dan berkhasiat), Balian
Katakson (balian yang memperoleh
keahliannya karena kemasukan roh atau kekuatan gaib, yang dapat memberikan
kecerdasan dan mukjizat ke dalam dirinya), dan Balian Usada (balian yang
memperoleh keahliannya dari proses belajar dan menggunakan media pengobatan
dari ramuan obat).
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiotbsrcq2uEt_nYeLYORq0f_oMYhp-1XE4ZxCHpXESHM4DTrJVenH7c40maIXk3KZGhZyh_xz3nHST60Nubvh3684_ALl3iAIUDY7ic7mbcTynTn6MD7-6fkK6xAfbXc9fAlJbHwDDUbzG/s320/20170104_221930.jpg)
3.
Sanro
Sanro
adalah
istilah atau nama orang yang ahli mengobati penyakit secara tradisional pada
masyarakat Bugis dan Makassar. Sanro biasa
mengobati penyakit, seperti haid tidak lancar, batuk menahun, usus turun, dan
sebagainya. Mekanisme pengobatan dilakukan secara tradisional, yaitu bersumber
dari ayat-ayat Al-Quran, ramuan dari tanaman obat, menekan titik saraf pasien,
dan menggunakan kekuatan supranatural. Sanro
mendapat keahlian mengobati secara turun-temurun melalui proses mimpi.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3itapbTqX0-Xf9FOR2MWfU7KKD2qnZrrnStoVQrYqLXHuo6YOy1o_3jzxw_CWiRTGai_io9bFpcuegVY_kJ6CtfxsMQUwu9oAkgk_l1-FRFHab86HEFll7quIq0Oizqtank-1jLIpprKy/s320/maxresdefault.jpg)
4.
Uwot
Di kalangan Suku
Dayak Agabag, pengobat tradisional dikenal dengan istilah Uwot. Beberapa penyakit dapat disembuhkan seperti luka gigitan
hewan berbisa, sakit kepala, malaria, disentri, batuk, dan sebagainya. Media
yang digunakan untuk mengobati penyakit tersebut, dengan meracik ramuan tanaman
obat. Pengobatan tradisional pada masyarakat Dayak Agabag bersumber pada mitos
atau mistik yang disebut limbai. Limbai adalah ritual untuk penyembuhan
dengan media Ibu-Ibu yang dimasuki mahluk halus dan menyebutkan jenis tanaman
yang akan digunakan sebagai pengobatan.
5.
Biyang dan Mangelot
Biyang
dan
Mangelot merupakan nama yang
diberikan kepada tokoh pengobat tradisional pada Masyarakat Tombulu. Biyang adalah pengobat wanita yang dapat
mengobati penyakit yang dialami oleh kaum wanita. Sedangkan, Mangelot adalah tokoh pengobat
tradisional yang dapat mengobati penyakit melalui media pengobatan tradisional.
Biyang bertugas menangani wanita yang
sedang hamil dan membantu wanita yang akan melahirkan. Mangelot dapat mengobati penyakit yang bersifat medis ataupun
non-medis. Penyakit medis diobati dengan mengolah ramuan dari tanaman obat.
Sedangkan, penyakit non-medis ditangani melalui pembacaan mantra-mantra dan
ramuan obat untuk mengusir mahluk halus di dalam tubuh pasien.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiX7zjAW7w2JPZWhENhLV17KJJqg4ThDT0Uu3ep9UX0nrthmjObMmGnWTNTcUkWl0KK8EPaiSUIKhuXG2670eLw6QtsCFpyGmje6yCl9puXtZYB1IxWWQBnF-wl6c02XG2dFXat_B_CV9IX/s1600/tombulu.jpeg)
6.
Paraji atau Kokolot
Paraji
(pengobat
tradisional) atau Kokolot (tokoh atau
tetua adat) merupakan istilah yang biasa digunakan oleh Masyarakat Baduy.
Seseorang dikatakan sakit, apabila pernyataan tersebut dikatakan oleh Paraji atau Kokolot. Media pengobatan yang digunakan untuk mengobati penyakit
menggunakan tanaman berkhasiat obat yang ada di sekitar lingkungan mereka. Pengetahuan
mengenai penyakit dan pengobatan bagi Masyarakat Baduy merupakan warisan
tradisional yang diturunkan dari generasi ke generasi. Sebagian dari mereka
sejak kecil sudah diajarkan oleh orang tua mereka terkait tanaman-tanaman yang
dapat menyembuhkan penyakit, tanaman ini dapat ditemukan di hutan dan sekitar
ladang di wilayah mereka.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_B7mI9Gzr8neMjpdbGlAOnRuBWCPhEF-7uIuZoWMYg9GrBDxyBMzY_ix1PU7bRYhyphenhyphen_rsPzqAlB8l4YQJADxA9HDxDrk7u2N6c6KovQ3NdB9h-qWswfTmLup2wcfzDZqoDJzJfG1vNYQBH/s320/kisahimsihuut2.jpg)
7.
Sikerei
Sikerei
adalah nama yang diberikan kepada pengobat tradisional pada Masyarakat
Mentawai. Media pengobatan yang dilakukan umumnya merupakan upacara-upacara
penyembuhan. Sikerei memiliki
kemampuan mengobati berasal dari seorang guru yang berpengalaman dan wajib
melakukan masa inisiasi yang panjang. Upacara-upacara yang dilakukan Sikerei selalu menggunakan tanaman obat
untuk ramuan dan sebagai perantara dalam berkomunikasi dengan roh dan jiwa
nenek moyang atau leluhur.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqPEEewLSRJf5fKN-tYfsBp3HQAS7w8iG78aiUaWRWkAySWWNjutt5Hd0TlSD457iA7KHQywgKQza8tyHb1mPYQ5OdNTDIZVk0cAJ6E1CincoEYZMFMhrTT6E-ZY8NzDAt0B5YTKFuxfAw/s320/495398361.jpg)
Itulah nama atau istilah pengobat
tradisional pada beberapa daerah di Indonesia. Selain memiliki keanekaragaman
suku, bahasa, dan kepercayaan, Indonesia di bidang kesehatan yaitu pengobatan
tradisional juga memiliki keanekaragaman yang harus dijaga, dirawat dan tetap
dilestarikan. Hal ini sebagai wujud identitas budaya dan sebagai kearifan lokal
bangsa.
Komentar
Posting Komentar